Hari Film Nasional berlangsung Selasa (30/3). Menyambut itu, komunitas perfilman di Kota Minyak menggelar Balikpapan Film Festival 2021. Karya peserta yang ditampilkan disebut cukup menjanjikan.
ULIL MUA’WANNAH, Balikpapan
DI kalangan komunitas pencinta film dan perfilman, nama Abdul Rachman Rizky atau yang akrab disapa Rizky AR tidaklah asing. Ketua Komunitas Sineas Muda Balikpapan (KSMB) itu telah melahirkan berbagai karya-karya yang syarat makna. Salah satu karyanya sebuah film pendek berjudul Save the Mangrove masuk jajaran 10 besar Mobile Film Festival 2015 yang digelar di Paris, bertemakan Act on Climate Change.
Kaltim Post juga terus mengikuti keberhasilannya ketika mengikuti ajang-ajang internasional, seperti ketika ia ambil bagian dalam ajang Film4Climate Marrakesh, Morocco (2016), dan 60 Hour Film Challenge yang berasal dari United Kingdom (2017). Dia juga sering didapuk menjadi juri maupun panitia dalam berbagai lomba film.
Kini, dia tengah fokus mempersiapkan dengan adanya penyelenggaraan Balikpapan Film Festival 2021, besutan Sineas Muda Balikpapan bekerja sama Dinas Pemuda Olahraga (Disporapar) Balikpapan. Rizky mengatakan, ajang bergengsi itu bisa menjadi wadah positif bagi pegiat film di Kota Minyak.
Dan sampai kini, tercatat 30 film dari kategori pelajar dan umum sudah mendaftar dan bersaing. Karya peserta akan dinilai oleh tiga dewan juri yakni Fathurrahman, Ahmad Fhad Pahlevi, dan Fadhil K Jafar. Animo positif terlihat dengan jumlah karya yang masuk lebih banyak dari tahun lalu. Di mana tahun lalu tercatat hanya 20 karya.
“Menurut saya, inilah saatnya untuk bangkit dari keterpurukan, selama mengalami berbagai hal pada masa pandemi. Agar ekosistem perfilman nasional khususnya di Balikpapan menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Harusnya digelar pada momen hari jadi kota pada Februari lalu, tapi karena pembatasan yang dilakukan pemerintah sehingga kegiatan itu terpaksa diundur. Dalam ajang tersebut, panitia hanya mengundang nominasi pemenang dan beberapa tamu saja. Pendaftaran karya juga telah ditutup pada 25 Maret.
Hasil karya nantinya dikembalikan ke para peserta, mereka berhak dan bebas mengikutkan pada lomba lainnya. Berbeda dengan tahun 2020, karena pandemi pula panitia tidak bisa mengadakan workshop tatap muka sebelum gelaran dilaksanakan. Diharapkan Balikpapan Film Festival bisa menjadi ajang tahunan.
“Saya melihat beberapa karya perlu dipoles dan ada yang di luar ekspektasi bahkan bisa masuk di gelaran film internasional. Potensi peserta sudah cukup signifikan,” sebutnya.
Dikatakan selama pandemi banyak kegiatan ditunda, baik lomba nasional maupun internasional. Walau demikian, dia berharap, para sineas lokal tetap bangkit dan mampu produktif.
Sebagai seorang sineas, karya-karya yang dihasilkan adalah bukti pencapaian, tetapi baginya pencapaian terbesar kini bisa menyelenggarakan Balikpapan Film Festival secara terus-menerus. Juga, pengembangan sumber daya manusia (SDM) agar lebih baik.
“Teman-teman sineas lain sebenarnya tetap membuat karya sekalipun di tengah pandemi yang menjadi tantangan. Bagaimana membuat sesuatu dengan keterbatasan dan pembatasan. Sekalipun pandemi kami juga tetap berlatih, sama seperti atlet, harus terus berlatih agar bisa menghasilkan yang terbaik,” tutur Rizky.
Bertepatan dengan Hari Film Nasional hari ini (30/3), Malam Anugerah Balikpapan Film Festival 2021 berlangsung di Gedung Parkir Klandasan pukul 20.00 Wita. Atau bisa disaksikan secara live streaming di channel YouTube Disporapar Balikpapan.
“Harapannya pada Hari Film Nasional, kita seluruh rakyat bisa terus mendukung film Indonesia. Terus berkarya tetap mencintai dan membuat bangga Indonesia dengan karya-karya. Sehingga generasi muda kian tumbuh dan mencintai film Indonesia. Kami harap, semakin banyak generasi muda yang bisa menjadi the next Usmar Ismail,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Usmar Ismail adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia berdarah Minangkabau. Dia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Dia juga dikenal sebagai Bapak Film Indonesia. (rom/k8)